Aids merupakan penyakit imunologi yang menyerang
sistem pertahanan tubuh sehingga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh
penderitanya dan berbagai permasalahan lainnya.
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency virus). Kondisi ini ditandai dengan
kehilangan aktivitas sel CD4 yang dapat
menyebabkan rusaknya setiap aspek fungsi imun, terutama imunitas selular.
HIV dapat menular melalui darah, cairan
serebrospinalis, semen, air mata, serviks, urine, ASI dan air liur. penularan
terjadi paling efisien melelui darah dan semen. HIV juga dapat ditularkan
melalui air susu dan serviks. ada tiga cara utama penularan HIV adalah kontak
dengan darah, kontak seksual dan kontak ibu – anak.
A.
MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi klinik
penyakitAIDS menyebar luas dan menyerang semua organ.
a. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carinii. Gejala
nafas yang pendek, sesaknafas, batuk-batuk, nyeri dada, dan demam. Infeksi ini
adalah infeksi yang paling sering ditemukan pada penyakit AIDS.
b. Gastrointestinal
Manifestasi
klinis gastrointestinal penyakit AIDS mencakup hilangnya selera makan, mual,
vomitus,kandidiasis oral, serta esofagus dan diare kronis. Pada sebagian kasus
, gejala gastrointestinal berhubungan dengan efek langsung HIV.
c. Kanker
Penyakit
AIDS memiliki insidensi penyakit kanker lebih tinggi dari pada insidens yang
biasa terjadi.
d. Neurologik
Diperkirakan
ada 80 % dari semua pasien AIDS mengalami bentuk kelainan neurologik tertentu
selama perjalanan infeksi HIV. Komplikasi neurologik meliputi fungsi saraf
sentral, perifer, dan autonom. Gangguan fungsi
neurologik dapat terjadi akibat efek langsung HIV pada jaringan sistem saraf, infeksi
oportunis, neoplasma primer, perubahan serebrovaskuler, ensefalopati metabolik,
atau komplikasi sekunder karena terapi.
e. Struktur integrumen
Manifestasi
kulit menyertai infeksi HIV dan infeksi oportunis serta malignansi yang
mendampinginya. Infeksi oportunis
seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai pembentukan vesikel
yang nyeri yang merusak intergritas kulit.
Klasifikasi HIV/AIDS secara umum
menurut CDC:
·
Kategori
A: infeksi HIV tanpa menunjukkan gejala
1.
Infeksi HIV primer akut yang
ditandai dengan demam, malaise, limfadenopati, dan ruam kulit
2.
Limfadenopati menyeluruh yang
persisten tanpa menunjukkan gejala
·
Kategori
B:kondisi simtomatik yang tidak termasuk kategori A atau C
1. Kandidas
vulvovaginal-persisten lebih dari sebulan, kurang berespons terhadap pengobatan
2. Kandidiasis
orofaring
3. Angiomatosis
basilaris
4. Displasia
serviks berkembang cepat menjadi karsinoma in situ
5. Gejala
umum, seperti diare labih dari satu bulan dan demam
·
Kategori
C: AIDS
1. Hitung
sel CD4<200
2. Infeksi
oportunistik
a. Sitomegalovirus
yang menyebabkan retinitis dan kardiomiopati
b. Sarkoma
kaposi
c. Pneumonia
pneumocystis carinii
d. Limfoma nn-hodgkin
e. Ensefalitis
toksoplasma
f. Diseminata
mycobacterium avium complex (MAC)
g. Tuberkulosis
3. Malnutrisi
berat, penurunan BB, dan kematian
DAFTAR
PUSTAKA
Brashers, V. L. (2007). Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan
& Manajemen. Jakarta: EGC.
Cotran, & R. (2008). Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.
Jakarta: EGC.
Morgan, G & Hamilton, C.(2009).Obstetri &ginekologi edisi 2.jakarta:
EGC
Niluh Gede Yasmin Asih & Christantie
Effendy.(2004).Keperawatan Medikal Bedah
Klien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta: EGC
Wijaya, C. (2010). Tinjauan Pustaka Penderita HIV/AIDS. 22 Oktober 2014.
Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf